Minggu, 22 Juni 2008

MARKETING RUMAHKU

MARKETING RUMAHKU

Namanya Lin ( nama lengkapnya dirahasiakan untuk menjaga privacynya ). Dia bekerja di bagian marketing sebuah real estate di Jakarta Selatan. Aku mengenalnya dalam hubungan bisnis karena membeli rumah melalui dia.Hanya sebatas itu. Kami sering bertelepon urusan rumahku.

Suatu siang aku jalan ke untuk sekedar melihat pameran perumahan yang sering diselenggarakan di suatu tempat di kawasan Senayan. Kebetulan aku ketemu Lin yang sedang jaga stand real estatenya. Kami ngobrol membicarakan perkembangan rumah yang kubeli. Tanpa sadar sudah jam dua. Sebenarnya masih ada yang masih harus kutanyakan. Tapi aku ada janji bisnis lain. “Bagaimana kalau diteruskan nanti ?”, tanyanya. Kami sepakat bertemu lagi jam 9 malam setelah jam pameran selesai.

Aku jemput Lin malam itu. Lalu makan malam bersama. Semua lancar saja.Biasa saja. Dalam batas bisnis antara marketer dan kliennya. Lalu dia kuantar ke kostnya. “Mampir Mas”, katanya. Aku bilang bahwa aku capek sekali. Tampaknya dia kecewa. Akhirnya aku mampir ke kostnya. ” Sebentar saja ya ?”, kataku. Dia mengangguk dan tersenyum. Kulihat dia lega aku mau mampir.

Setelah masuk kamarnya Lin keluar sebentar. Balik lagi sambil membawa dua coca cola dingin. “Silakan Mas. Aku mandi dulu. Gerah rasanya”, katanya. Dia lalu masuk kamar mandi yang ada di kamarnya juga.

Aku duduk di kursi dekat tempat tidurnya. Kupandangi kamarnya. Tidakterlalu luas. Paling ukuran 4 x 5 meter. Ada dua kursi, lalu tempat tidur dan meja belajar yang menyatu dengan lemari pakaian seperti anak kos mahasiswa. Seperangkat tape deck dan televisi ada di depan tempat tidurnya. Lalu kamar mandi ada di pojok kamar. Dia atas pintu ada AC windows untuk mendinginkan kamar. Semua tertata rapi. Maklum cewek.

Lama juga Lin mandi. Capek duduk, aku lepas sepatu dan dasiku. Lalu rebahan di tempat tidur sambil lihat TV. Mataku makin ngantuk. Berkali-kali aku berusaha keras menahan mataku agar tidak tertidur.

Kudengar pintu kamar mandi terbuka. Lin keluar memakai celana pendek dan kaos kutang. Rambutnya basah habis kramas. Aku segera berusaha duduk sambil menahan kantuk. “Santai saja Mas…rebahan saja kalau ngantuk”, katanya sambil tersenyum. Aku rebahan lagi. Kupandangi Lin yang duduk di kursi samping tempat tidur sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ternyata Lin cantik sekali tanpa make up. Kakinya panjang, tangan dan lengannya putih mulus sekali.

“Mas tampaknya capek sekali. Tengkurap Mas biar saya pijitin”, katanya sambil naik ke tempat tidur. Aku ikut saja. Lalu tangan lembut mulai menyentuh pundakku. “Buka saja bajunya Mas agar nggak kusut”, katanya lagi. Aku ikut saja. Duduk dan mulai membuka baju. “Sekalian kaosnya”, katanya pelan. Aku memandanginya. Dia hanya tersenyum manis. Aku buka kaos dalamku dan tengkurap lagi.

Lin mulai memijiti pundakku kembali. Tangan lembutnya menyusuri pundak dan punggungku. Nikmat sekali. Aku merem nikmat. Tapi kantuk mulai hilang. Leher belakangku juga dipijitinya. Lin lalu duduk di pantatku. Dengan lincah ditekannya kedua telapak tangannya. Nikmat sekali. Capek yang kurasakan sejak sore berangsur pulih.

Lin lalu turun dari pantatku dan menyuruhku telentang. Dia lalu bergeser di atas kepalaku. Aku merem saja. Kurasa Lin sedang memandangi dada dan perutku yang penuh bulu. Sambil jongkok dan mulai dipijiti kedua lengan dan tanganku bersamaan. Aku merasakan tangan halus Lin menyusuri lengan, tangan dan jariku. Aku picingkan mataku sedikit. Kulihat tangan panjang dan mulusnya. Wow. Keteknya juga kelihatan. Mulus tanpa rambut selembarpun. Dan tidak berbau. Lin lalu memijiti dadaku sambil tetap jongkok di atas kepalaku. Dia mengurut dari dada ke perut. Nikmat sekali rasanya………. Aku merem saja. Setiap kedua tangannya mengurut dada keperut badannya candong ke arahku. Susu dan pentilnya yang terbalut kaos kutangnya menyapa mukaku. Kurasa Lin tidak memakai apa-apa di balik kaosnya. Berulangkali Lin mengusap dada perutku dan berulangkali pula benda lembut itu menyentuh mukaku. Lin lalu duduk bersila di atas kepalaku. Jari-jarinya kemudian mempermainkan pentil susuku. Ah……aku kegelian nikmat…….Aku membuka mata dan kulihat Lin tersenyum di atasku.

Aku tersenyum juga. Lin lalu mencongdongkan mukanya dan mencium bibirku. Aku menyambutnya dengan penuh gairah. Kupegang dan kubelai rambutnya. Sementara jari Lin tetap mempermainkan putting susuku. Bibir Lin lalu turun menjilati leherku. Ahhh….. Lin lalu mulai mencium putting susuku. Aku mendesah nikmat sekali…… Tanganku meremas dada Lin yang ada di atasku. Lin makin bergairah menghisap putingku. Tanganku mencari ujung kaosnya dan kutarik. Kaosnya kulempar kesamping tempat tidur. Sekarang dengan lahap aku menciumi dan menghisap susu Lin. Kurasakan nafas Lin terus mendesah…..Tangannya kemudian turun ke bawah dan membuka sabukku.

Resletingku dibukanya. Dan aku membantunya memelorotkan celanaku dengan kakiku. Kini aku telanjang bulat. Lin terus menciumi dada dan perutku dari atas. Dia kini mengangkangi mukaku. Aku tarik celana pendek dan dalamnya. Wow…… mulusssssss. Rambutnya tidak cukup lebat. Menggiurkan. Aku mainkan jariku di memeknya, di itilnya. Dia menggelinjang dan melenguh……… Tangan Lin terus memegangi kontolku sementara bibirnya menciumi pahaku dan telorku.

Kenikmatan yang terduga malam ini. Lin mulai menjilati kontolku. Tangan kirinya memegangi batangku dan tangan kananya mengelus-elus pahaku. Ah…… Tak lama kontolku amblas dalam mulut Lin…… Selangit rasanya…… Kontolku dihisap kuat-kuat dan dikulum-kulum seperti permen. Berulang-ulang kontolku keluar masuk mulut Lin…..

Sementara itu aku menjilati memek Lin. Ini yang kusuka. Basah tapi tidakberbau. Mungkin dia waktu mandi tadi pelah membersihkan dengan sabun dan diberi parfum. Lidahku dengan lincah mempermainkan itilnya….. Lin kegelian dan menggelinjang kuat serta menghisap kontolku….kerjasama yang baik…. Kurasa Lin telah mengalami klimak berkali-kali karena dia beberapa kali mengejan, tubuhnya bergetar dan diam sebentar. Peluh membasahi tubuhnya……

Cukup lama kami dalam posisi ini sampai akhirnya Lin menarik mulutnya dari kontolku dan mengangkat memeknya dari bibirku. Dia bergeser dan menghadap aku. Dia tersenyum. Aku tersenyum. Tubuhnya mengkilap oleh keringat. Sekarang dia duduk di atasku. Dicondongkan mukanya menciumku. Sebentar saja. Perlahan dia pegang kontolku dan dibimbingnya memasuki memeknya………..blesssssss……..ahhhhhhh………

Lin memejamkan matanya. Rambutnya tergerai di bahunya. Basah. Kepalanyadiangkat mendongak ke belakang merasakan nikmat kontolku. Diangkatnya pantatnya pelan-pelan lalu ditunkan lagi….. Aku membantunya dengan\menekan kontolku pelan-pelan sampai habis….Ah………………. Makin lama gerakan Lin makin cepat…. Kontolku menusuk-nusuk memek Lin dengan ganasnya…… Bagai kuda liar tubuh Lin naik turun…… aku juga makin keras menusukkan kontolku……tanganku menyusuri tubuhnya dari leher turun ke dadanya berulang-ulang. Tubuhnya basah sekali. Licin. Kumainkan putingnya dan kuremas-remas dadanya……Lin terus menggelinjang tubuhnya……tangannya menyusuri tubuhnya sendiri dari atas kebawah…….lalu mengusap dadaku…..dan memegangi rambutnya yang tergerai……Lin merem dalam melakukan gerakannya….dia menikmati saat-saat nimat dan indah ini……………

Sampai akhirnya aku nggak tahan lagi……aku cengkeram paha Lin kuat-kuat…..tusukan kupercepat…..makin cepat…….Lin tampaknya juga akan klimaks lagi…..klimaksnyaklimak……”Sekarang Mas….sekarang……sekarang…..”,desahnya terengah-engah sambil mempercepat gerakannya …….. dan akkkhhhhhhhhhh…..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Aku angkat tinggi tinggi pinggulku agar kontolku amblas penuhh seluruh sambil memuncratkan pejuhnya dalam memeknya…….Lin mengejang kaku……..akkhhhhh…. dan aku bangkit memeluknya sambil terus menekan kontolku untuk memuncratkan pejuhku……kurasakan nikmat tiada tara………kami berpelukan mengejang….tubuh kami basah oleh keringat….benar benar basah seperti mandi………….

Lin membuka matanya. Tersenyum. “, Luar biasa Mas….”, desahnya. “,Kamu juga..”, bisikku sambil terus memeluknya. Kurasakan pejuhku mulai mengalir keluar memeknya…. Kontolku masih tetap dalam memeknya sementara aku tetap memeluknya erat-erat……

Malam itu aku tidur di kos Lin dan paginya kuantar ke Senayan. Nanti malam aku janjian sama Lin lagi. Kali ini bukan ke kosnya. Tapi aku akan membawanya ke pantai. Aku ingin bercinta di atas pasir. Dan Lin setuju.

Tidak ada komentar: